Sabtu, 17 Maret 2012

Penting dan Merasa Penting

Sang bijak berkata, "Adalah baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik". Kalau saya boleh menambahkan, "Lebih penting lagi menjadi orang penting yang baik".

Orang penting yang baik adalah orang yang tidak merasa kalau dirinya penting. Ia merasa bahwa keberadaannya, sumbangan pemikirannya, apa yang diperbuatnya, dll-nya adalah keberadaan, sumbangan pemikiran, perbuatan, dll yang biasa saja. Biasa saja. Tidak lebih karena itu sudah menjadi tanggung jawabnya. Tanggung jawab yang musti ia tanggung sesuai dengan kapasitasnya. Jadi, di manapun ia berada, ia tidak merasa menjadi orang penting, meskipun orang-orang di sekitarnya mementingkannya. "Aku  hanyalah orang biasa", itu yang selalu tertanam di dalam benaknya. Lain halnya ketika ia melihat orang lain. Orang lain, dari penglihatan orang penting yang baik, adalah penting, siapapun adan apapun kapasitasnya.

Berbeda dengan orang yang merasa dirinya penting. Orang yang merasa dirinya penting, walaupun  keberadaannya memang penting, akan berharap, walaupun kecil, orang-orang di sekitarnya mementingkannya. Meskipun kecil, harapan agar dipentingkan orang lain ini bisa menjadi sumber kekecewaan. Ya, kalau dipentingkan, kalau tidak? Dalam pandangan orang yang merasa penting, orang lain tidaklah penting. Tidak penting karena hanya dirinyalah yang penting. Akibatnya, ia cenderung menganggap remeh orang lain. Padahal, dengan meremehkan orang lain, tanpa sadar, ia sudah menempatkan dirinya dalam posisi yang remeh dalam pandangan orang lain.

Jadi, Anda berada di wilayah mana, penting atau merasa penting?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar