Sabtu, 17 Maret 2012

Kebenaran Perlu Kearifan

Suatu hari saya berada di ruang makan. Untuk makan, tentunya. Makan nasi di siang hari. Sengaja saya tidak menggunakan istilah makan siang. Ada kawan yang protes pada saya, "Siang koq dimakan?" Setelah ambil ini, ambil itu, saya memilih tempat duduk.

Di hadapan saya duduk seorang kawan. Belum sesendok nasipun yang saya masukkan ke dalam mulut, tiba-tiba kawan yang satu ini bertanya, "Anda tadi ikut sholat berjamaah?" Karena memang saya tidak ikut berjamaah, saya jawab, "Tidak". "Kenapa?" sambung saya sedikit heran dengan pertanyaannya. "Sholat jamaah adalah anjuran Rasululloh. Nilainya 26 derajat lebih tinggi daripada sholat sendiri," mulailah kawan ini berceramah. Saya hanya diam sembari memasukkan nasi yang sedari tadi sudah siap dimasukkan ke mulut. "Di samping nilainya yang lebih tinggi, sholat berjamaah adalah media bagi kita untuk silaturahim, saling tukar ide, pengalaman, dan bahkan memecahkan masalah yang sedang kita hadapi", sambungnya berceramah. Saya masih diam saja, tidak berkomentar, sambil menikmati makan nasi di siang itu. Walaupun agak terganggu juga sih kenikmatannya. Tanpa memperhatikan saya yang tidak seberapa memperhatikannya, dia kembali berceramah, "Sholat berjamaah seharusnya rutin kita kerjakan. Sesuatu yang rutin atau biasa kita lakukan lama-lama berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan-kebudayaan yang kita biasakan akan menjadi karakter kita. Bayangkan kalau sesuatu itu adalah sholat berjamaah. Di samping dimensi akhirat, dampak sosial sholat berjamaah sungguh luar biasa." Saya yang semula dalam tahap kurang memperhatikan, setelah ceramahnya yang terakhir ini, akhirnya sudah sampai pada tahap terganggu. Orang ini ngomong apa, sih? Saya sedang makan! Tapi, untunglah datang teman saya yang lain menyelamatkan perkawanan saya dengan kawan tukang ceramah ini. Sekarang, obyek ceramah digantikan teman saya yang baru datang ini.

Sahabat, pelajaran apa yang bisa kita tangkap dari peristiwa ini? Ternyata, kebenaran tidak selalu baik. Diperlukan kearifan untuk menyampaikan kebenaran. Semoga bermanfaat :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar