Sabtu, 24 Maret 2012

My Body is Not Delicious


My body is not delicious”, itu kelakar salah seorang kawan saat break di sesi diklat hari ini. Kami sama-sama tahu bahwa maksud dari kelakar kawan ini adalah “Saya sedang tidak enak badan.” Bicara sedang tidak enak badan, sebenarnya badan ini juga dalam kondisi yang tidak jauh beda daripada kondisi yang dikelakarkan kawan tadi.

Badan yang sedang tidak enak sebenarnya adalah sinyal yang diberikan oleh tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya. Kepala yang pusing, misalnya, bisa jadi adalah sinyal bahwa perut sedang bermasalah. Badan yang pegal-pegal, misalnya, bisa jadi adalah sinyal bahwa tubuh memerlukan waktu untuk beristirahat. Ibarat batere, ia perlu diisi ulang (recharge).

Sinyal-sinyal yang dirasakan bisa jadi adalah respon tubuh terhadap pengaruh-pengaruh fisik yang menimpanya. Bisa jadi, sinyal-sinyal itu juga berasal dari pengaruh-pengaruh psikis. Seseorang yang berada dalam kondisi stres, misalnya, bisa jadi perutnya terasa kembung, kepalanya pusing, kakinya pegal, dan seterusnya. Akibat dari stres juga bisa berdampak pada emosi. Seseorang yang mengalami stres seringkali uring-uringan, susah berkonsentrasi, dan bahkan cenderung memperlihatkan perilaku yang tidak bersahabat.

Kawan, tulisan ini mungkin jauh dari ranah ilmiah. Namun, kondisi-kondisi semacam itu sering kita alami. Masalahnya, seberapa responsif kita merespon sinyal-sinyal itu. Mengacuhkannya, atau memperlakukan jiwa dan raga ini dengan memberikan hak-haknya yang semestinya ia terima.

Jika bukan kita yang memperhatikan diri kita sendiri, siapa lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar