Takut dalam Kamus Besar Bahasan Indonesia didefinisikan sebagai rasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yangg dianggap akan mendatangkan bencana.
Beberapa di antara kita terkadang merasa takut terhadap sesuatu yang belum jelas, takut tanpa alasan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kekurangtahuan kita atas yang kita takuti itu.
Sesuatu yang jelas-jelas akan mendatangkan bencana memang layak untuk ditakuti. Akan tetapi jika takut itu terhadap sesuatu yang secara jamak mendatangkan maslahat, tentulah takut semacam itu perlu dipertanyakan. Pertama, apakah sudah tepat indikator yang digunakan untuk menentukan sesuatu itu bencana atau maslahat. Kedua, apakah ada kepentingan lain di balik ketakutan itu sehingga sesuatu yang semestinya maslahat akhirnya dipandang sebagai bencana.
Kepentingan. Lagi-lagi kepentingan. Huh!
Kucatat Kutulis
catatan dan tulisan yang semoga bisa menjadi inspirasi
Selasa, 02 Oktober 2012
Kamis, 26 Juli 2012
Adele - Seseorang Sepertimu (Terjemahan, Pesanan yang Tercantik di Hatiku)
Gak puas dengan pekerjaan Mbah Google, coba-coba terapkan ilmu lama. Yang tercantik di hatiku, semoga berkenan...
Aku dengar bahwa Kamu
telah mapan
Bahwa Kau telah
menemukan seorang gadis dan kini Kaumenikah
Aku dengar bahwa
impian-impianmu menjadi kenyataan
Sepertinya dia memberi
apa yang Aku tidak berikan kepadamu
Teman lama, mengapa Kau
begitu malu?
Aku tidak sepertimu
yang menahan atau sembunyi dari dusta
Aku benci keluar dari
kesedihan, tak diundang
Tapi Aku tak mampu
beranjak, tak mampu melawannya
Aku harap Kaumelihat
wajahku dan Kamu akan teringat
Bahwa bagiku, ini belum
berakhir
Nggak masalah, Aku akan
menemukan seseorang sepertimu
Aku tak berharap
apa-apa selain yang terbaik untukmu, juga
Jangan lupakan aku,
Kumohon, Kuingat yang Kaukatakan
Kadang-kadang cinta itu
bertahan, tapi terakadang juga menyakitkan
Kau tahu bagaiamana
waktu berlalu
Baru kemarin, adalah
masa kehidupan kita
Kita terlahir dan
tumbuh di masa kabut musim panas
Terikat oleh kejutan di
hari-hari bahagia kita
Aku benci keluar dari kesedihan, tak diundang
Tapi Aku tak mampu
beranjak, tak mampu melawannya
Aku harap Kaumelihat
wajahku dan Kamu akan teringat
Bahwa bagiku, ini belum
berakhir
Nggak masalah, Aku akan
menemukan seseorang sepertimu
Aku tak berharap
apa-apa selain yang terbaik untukmu, juga
Jangan lupakan aku,
Kumohon, Kuingat yang Kaukatakan
Kadang-kadang cinta itu
bertahan, tapi terakadang juga menyakitkan
Tak ada yang sebanding, tak ada khawatir atau
peduli
Penyesalan dan
kesalahan, dari merekalah kenangan dibuat
Siapa yang akan tahu
bagaimana pahit ini akan terasa?
Nggak masalah, Aku akan
menemukan seseorang sepertimu
Aku tak berharap
apa-apa selain yang terbaik untukmu
Jangan lupakan aku,
Kumohon, Kuingat yang Kaukatakan
Kadang-kadang cinta itu
bertahan, tapi terakadang juga menyakitkan
Nggak masalah, Aku akan
menemukan seseorang sepertimu
Aku tak berharap
apa-apa selain yang terbaik untukmu, juga
Jangan lupakan aku,
Kumohon, Kuingat yang Kaukatakan
Kadang-kadang cinta itu bertahan, tapi terakadang juga menyakitkan
Rabu, 25 Juli 2012
Jangan Terlalu Nurut Sama Perempuan!
Sebuah kata yang manis serta alasan yang tepat dan jitu suatu saat bisa
menguntungkan jalan nasib seseorang. Ada cerita seperti ini:
Raja Khasru, Raja Persia, maniak ikan laut. Ia sangat hobi makan ikan-ikan
segar. Suatu ketika, saat ia sedang bersantai di luar istana, seorang nelayan
mendatanginya dengan membawa ikan dengan ukutan sangat besar.
Nelayan itu menghadiahkannya kepada Sang Raja. Tentu saja, Khasru begitu
girang. Melihat ikan itu, selera makannya bergairah. Tanpa pikir panjang, ia
langsung memerintahkan ajudannya untuk member nelayan itu hadia 4000 dirham.
Syirin, permaisuri raja yang sejak tadi menemaninya terlihat tidak suka
karena sang suami telah member hadiah begitu besat kepada nelayan itu. Akhirnya,
ketika nelayan itu sudah beranjak belum begitu jauh, ia menghardik Khasru, “Sangat
keliru apa yang Kanda lakukan. Sebab setelah ini Kanda member hadiah 4000
dirham kepada prajurit, mereka pasti kecewa dan mereka bilang bahwa engkau
menyamakan hadiah prajurit dengan hadiah seorang nelayan,” kata Syirin
menghasut.
“Benar juga apa yang Engkau katakana. Tapi sangat tidak pantas jika seorang
raja mengambil kembali apa yang telah ia berikan,” jawab Khasru.
“Kalau begitu, panggil saja nelayan tadi. Kemudian tanyakan kepadanya apakah
ikan ini laki-laki atau perempuan. Kalau ia bilang laki-laki, maka katakana bahwa
yang Engkau inginkan adalah ikan perempuan. Kalau ia bilang perempuan, katakana
bahwa yang Kauinginkan adalah ikan laki-laki.”
Khasru mematuhi saran istrinya. Ia betul-betul menyuruh ajudannya untuk
memanggil kembali di nelayan.
“Ikan ini laki-laki atau perempuan?” tanyanya ketika nelayan itu menghadap.
“Ini ikan banci, Baginda,” jawab nelayan.
Mendapat jawaban jenaka ini, Khasru terpingkal-pingkal dan ia menyuruh
ajudan untuk memberinya hadiah 4000 dirham lagi.
Si nelayan memasukkan 8000 dirham itu dalam karung, lalu ia memanggulnya. Ketika
ia melangkah hendak beranjak, ada sekeping dirham jatuh dari karungnya. Ia menurunkan
karung itu dari pundaknya lalu meletakkannya di tanah. Ia menunduk untuk
mengambil sekeping dirham yang jatuh itu.
Lagi-lagi Syirin menghasut Khasru. “Apa Engkau tidak melihat betapa hinanya
orang ini. Hanya karena satu dirham jatuh, ia menurunkan sekarung dirham dari
pundaknya. Ia masih begitu berat kehilangan satu dirham itu.”
Khasru murka. “Benar Engkau, wahi Syirin,” katanya. Si nelayan itu dipanggil
kembali.
“Hey, betapa serakahnya Engkau. Sudah dapat sekarung, masih begitu berat
kehilangan satu dirham!?” bentak Khasru.
Melihat Khasru marah, di nelayan menjawab dengan sangat cerdik. “Ampun,
Baginda. Yang sangat berharga bagi hamba bukan satu dirhamnya itu. Hamba mengambilnya
dari tanah karena di satu sisi mata uang ini tertulis nama Baginda. Sedangkan
di sisi yang lain terdapat ukiran wajah Baginda. Hamba khawatir ada orang bodoh
yang menginjak serta meremehkan nama dan gambar Baginda.”
Mendengar penjelasan itu, Khasru tersanjung dan terkagum-kagum. Ia kembali
memerintahkan ajudan untuk memberikan hadiah 4000 dirham lagi.
Setelah itu, Raja Persia ini menulis surat yang berisi pesan-pesan kepada
rakyatnya. Isinya: “Janganlah kalian mau patuh kepada perempuan. Jangan pula
menuruti jalan pikiran mereka.”
Makanya, jangan terlalu nurut sama perempuan! :-) :-) :-)
(Dikutip dari Anekdot Fauna, Ahmad Dairobi, Pustaka Sidogiri)
Selasa, 24 Juli 2012
Jerami Untuk Keledai Tuhan
Alkisah, ada seorang nabi menyuruh pengikutnya untuk memberi
hutang kepada Allah (berinfak di jalan Allah).
Akhirnya, ada seorang pengikutnya yang begitu dungu berdoa
seperti berdialog dengan Tuhan, “Tuhan, yang aku punya hanyalah jerami makanan
keledaiku. Kalau Engkau punya keledai biar aku kasih makan dengan jerami
milikku,” teriaknya ke arah langit dengan lantang. Dalam salatnya pun, si dungu
ini tetap bermunajat dengan doa aneh tersebut.
Kontan saja nabi menjadi gerah dan langsung memberinya
peringatan keras agar tidak memakai lagi doa anehnya itu.
Setelah itu, ternyata Allah menurunkan wahyu kepada Sang
Nabi, “Kenapa engkau melarangnya berdoa semacam itu? Dalam sehari, ia telah
membuat-Ku tertawa sekian kali."
Ha ha ha. Even God need a break.
(Dikutip dari: Anekdot Fauna, Ahmad Dairobi, Pustaka Sidogiri)
Rabu, 11 April 2012
Ketika Sebuah Kepergian Sangat Diharapkan
Kawan, saat
aku terlahir, hadir untuk kali yang pertama di dunia ini, Engkau dan yang
lainnya tersenyum. Bahkan sebagian di antara kalian ada yang tertawa. Kalaupun
di antara kalian ada yang menangis, dapat dipastikan tangisan itu adalah
tangisan bahagia. Sementera aku? Aku kalian biarkan menangis. Aku tak tahu
mengapa aku menangis.
Seiring pertumbuhanku, aku mulai belajar, dan aku mulai
mengerti. Aku mulai mengerti mengapa ada tawa, mengapa ada tangis. Tidak semua
tawa hadir karena datangnya kebahagiaan. Pun tidak semua tangis hadir karena
datangnya kesedihan. Tawa bisa hadir karena datangnya kebahagiaan, namun juga
kadang-kadang hadir karena datangnya kesedihan. Tangis bisa hadir karena
datangnya kesedihan, namun juga kadang-kadang hadir karena datangnya
kebahagiaan.
Kawan, kita tidak pernah tahu pasti sampai berapa lama
masa kita berselang. Namun tanda-tanda berakhirnya masa itu kadang-kadang bisa
kita rasakan. Hanya masing-masing kita yang bisa merasakannya. Yang menjadi
persoalan adalah ketika masa itu datang, masa di mana masa kita sudah tidak
lagi diperpanjang, masa di mana kita harus pulang, harus pergi, apakah
kepergian itu diiringi oleh tawa atau tangis? Di saat aku
benar-benar pergi meninggalkan kalian, apakah kalian menangis atau tertawa?
Kalaupun kalian menangis, apakah itu karena kalian sedih, atau karena kalian
bahagia? Kalaupun kalian tertawa, apakah itu karena kalian bahagia, atau karena
kalian sedih? Tentu, yang aku harapkan adalah kalian bersedih dengan
kepergianku, entah itu kalian menangis atau tertawa.
Kawan, datang dan pergi adalah bagian dari keseimbangan.
Seperti halnya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, kiri dan kanan, atas
dan bawah, dan yang lainnya dan lainnya. Kepergian selalu diimbangangi dengan
kedatangan. Namun, ketika sebuah kepergian menjadi harapan sebagian besar
orang, apakah yang salah di sana? Atau tidak ada yang salah? Ataukah justru
sebagian besar orang itu yang salah? Hanya masing-masing kita yang bisa
menjawabnya. Tentu dengan segala kejujuran. Sebuah kejujuran yang didasarkan
pada nurani, nurani yang dituntun oleh cahaya ilahi.
Senin, 09 April 2012
The Passage of Life (inspired by Kitaro’s Album: Dream)
Deep
in the forest, so deep, I heard sounds of joy. I heard sounds of laughter,
sounds of happiness. I heard sounds of tears. I heard sound of fears, sounds of
sadness. Sound of the forest. Sound of the forest in symphony. “Symphony of the
Forest.” Sometimes it sounds so sweet, but sometimes it sounds so tart. Sweetness
and tartness fused into one, in the forest, in her.
Still,
I walked trough in. Until I found my self in a place. On an island. Everything
looked so strange to me. I saw struggling, I saw rebellion, I saw willingness
to be it self. I saw strong hope for happiness. But, all I saw weren’t like as
they looked like. All I see was desperation. Desperation wrapped in loyalty. All
I saw were mystery. Mystery on the “Mysterious Island”.
Still,
on the island of mystery, I found a girl, a lady. So simple, so beautiful. So
sincere. I didn’t know why I gave my everything to her, sincerely. I gave
her my pride, my hope, my thrust, my
love, my affection, my body, and my soul. My everything, everything until I got
naked. Lying naked beside her. But, she was only dream. My “Lady of Dream”.
Still,
on the island of mystery, I found my self in loneliness. Nothing left. No more
pride. No more hope. No more love. No more body. No more soul. No more thrust.
No more. Nothing. There was only anger. Anger in pain. So painful. Tears
escaped from me in silent. No sounds. Only drop of tears. “A Drop of Silence”.
I
didn’t realize, “Agreement” has been made. “Dream of Chant” has been planed to
sail through the “Magical Wave”. Her, him, and them. My lady of dream has had
her own symphony to play, with him, with them. “Symphony of Dream” played in
the “Island of Life”, their life.
On
the island of no more mystery, I realized my self. I realize that all were the
way I should get trough. Slowly, more than a season, I found back my lost
pride, my lost hope, my lost love, my lose affection, my lost body, my lost
soul, and my lost thrust. I found my self back. There’s a long passage in front
of me to get trough. The passage of a new hope for a new love. The passage for
a better tomorrow. “A Passage of Life”. This is my passage.
For
Someone Once I loved, AW.
Where are you now?
Where are you now?
To listen full album, visit http://www.last.fm/music/Kitaro/Dream
Selasa, 03 April 2012
Kuatkanlah Dirimu
Selamat datang di tempat baru, Kawan. Mungkin Engkau sudah mengetahui tempat barumu. Bagaimana keadaannya, bagaimana orang-orangnya, bagaimana budayanya, bagaimana lingkungan sekitarnya, bagaimana yang lainnya dan lainnya.
Kali pertama Engkau datang di sana, mungkin Engkau kaget dengan sambutan berbagai karakter di sana. Ada yang bersemangat menyambutmu, ada yang datar-datar saja sikapnya kepadamu, ada yang mencoba mengatakan kepadamu, "Hei, ini aku", ada yang menunjukkan wajah kurang bersahabat kepadamu, dan yang lain-lain yang hanya Engkau yang memahami dengan segala interpretasi dari sudut pandangmu sendiri. Kawan, wajar-wajar saja sikap mereka seperti itu. Bagi yang bersemangat menyambutmu, mereka mungkin sudah tahu latar belakangmu dan itu sesuai dengan visi mereka. Bagi yang datar-datar saja sikapnya kepadamu, mungkin mereka masih menimbang-timbang, belum tahu sepenuhnya tentang dirimu. Bagi mereka yang mencoba mengatakan siapa dirinya, mungkin mereka memang membutuhkan pengakuan darimu. Bagi mereka yang menunjukkan sikap kurang bersahabat terhadapmu, mungkin mereka sudah tahu tentang dirimu dan itu tidak sejalan dengan visi mereka.
Kawan, itu semua hal yang wajar diterima oleh orang baru sepertimu. Terserah apa anggapan dan kata mereka. Engkau adalah Engkau. Engkau yang punya latar belakang, sifat, karakter, dan budaya sendiri. Bagaimanapun itu, semoga latar belakang, sifat, karakter, dan budayamu membawa dampak positif bagi dirimu, orang-orang sekitarmu, dan organisasimu.
Sekali lagi, selamat datang dan, ... kuatkanlah dirimu!
Kali pertama Engkau datang di sana, mungkin Engkau kaget dengan sambutan berbagai karakter di sana. Ada yang bersemangat menyambutmu, ada yang datar-datar saja sikapnya kepadamu, ada yang mencoba mengatakan kepadamu, "Hei, ini aku", ada yang menunjukkan wajah kurang bersahabat kepadamu, dan yang lain-lain yang hanya Engkau yang memahami dengan segala interpretasi dari sudut pandangmu sendiri. Kawan, wajar-wajar saja sikap mereka seperti itu. Bagi yang bersemangat menyambutmu, mereka mungkin sudah tahu latar belakangmu dan itu sesuai dengan visi mereka. Bagi yang datar-datar saja sikapnya kepadamu, mungkin mereka masih menimbang-timbang, belum tahu sepenuhnya tentang dirimu. Bagi mereka yang mencoba mengatakan siapa dirinya, mungkin mereka memang membutuhkan pengakuan darimu. Bagi mereka yang menunjukkan sikap kurang bersahabat terhadapmu, mungkin mereka sudah tahu tentang dirimu dan itu tidak sejalan dengan visi mereka.
Kawan, itu semua hal yang wajar diterima oleh orang baru sepertimu. Terserah apa anggapan dan kata mereka. Engkau adalah Engkau. Engkau yang punya latar belakang, sifat, karakter, dan budaya sendiri. Bagaimanapun itu, semoga latar belakang, sifat, karakter, dan budayamu membawa dampak positif bagi dirimu, orang-orang sekitarmu, dan organisasimu.
Sekali lagi, selamat datang dan, ... kuatkanlah dirimu!
Langganan:
Postingan (Atom)